Dr. Yulianeta, M. Pd., Dosen Depdiksatrasia Mengenalkan Budaya Indonesia melalui Pembelajaran BIPA di SOAS University of London dan KBRI London

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London melalui kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) pada tahun 2018 menyelenggarakan kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan SOAS University of London UK, yang memiliki kajian Indonesia. Undangan partisipasi tersebut dipenuhi oleh Dr. Yulianeta, M. Pd, dosen Depdiksatrasia FPBS UPI melalui persyaratan administrasi dan wawancara  yang ditetapkan oleh KBRI dan SOAS University of London. Program tersebut dimulai pada 17 September 2018 dan berakhir 28 Desember 2018.

SOAS University of London merupakan School of Oriental and African Studies yang didirikan pada tahun 1916 di London. Misi pendirian lembaga ini adalah untuk mendidik para administrator Britania untuk penempatan di luar negeri. Sejak itu, sekolah ini telah berkembang menjadi pusat paling terkemuka di dunia khususnya untuk studi Asia dan Afrika. Sebagai bagian dari Universitas London, bidang-bidang studi di SOAS mencakup hukum, ilmu sosial, humaniora, dan bahasa-bahasa dengan rujukan khusus ke Asia dan Afrika. SOAS kini menjadi sumber dari sebagian pemikiran yang paling berpengaruh dan inovatif di banyak bidang dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

SOAS secara konsisten berada di peringkat sepuluh terbaik universitas di league tables Britania Raya dan berada di peringkat ke-44 di dunia menurut Times Higher Education Supplement. Perpustakaan SOAS yang bertempat di bangunan yang dirancang pada awal tahun 1970-an, adalah sumber nasional Britania Raya untuk bahan-bahan yang terkait dengan Asia dan Afrika dan yang terbesar untuk jenis ini di Eropa. SOAS University of London ini telah berkembang luas selama 30 tahun terakhir.

Antusias

Tingginya animo mahasiswa SOAS University of London terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, menjadikan bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa asing yang dapat dipilih sebagai konsentrasi bidang dari berbagai disiplin ilmu, khususnya bagi mereka yang berminat mempelajari Indonesia atau belajar mengenai kajian Indonesia. Di luar itu, mereka giat mempelajari bahasa Indonesia sebagai bekal persiapan untuk mengikuti program perkuliahan atau program penelitian di Indonesia.

Program pembelajaran BIPA di KBRI London yang dikelola oleh kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) London terbuka untuk seluruh masyarakat London. Tujuan pembelajaran BIPA adalah mengenalkan budaya Indonesia melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Masyarakat London sangat antusias untuk mempelajari bahasa Indonesia dengan beragam latar belakang yang mereka miliki. Salah satunya Sebastien (27 tahun) yang berminat mempelajari bahasa Indonesia karena menekuni bidang hukum internasional. Begitu pula dengan Lydia (20 tahun), warga negara London berdarah Indonesia-Inggris yang ingin mempelajari bahasa Indonesia karena semangatnya untuk memahami bahasa leluhurnya.

Atmosfer Belajar

            Dalam seminggu, Yulianeta mengajar selama empat hari di SOAS University of London. Dua hari bersama dengan Dr. Soe-Tjen Marching, dosen senior Bahasa Indonesia di SOAS University of London mulai pukul 11.00 hingga 17.00 dengan durasi 2 jam setiap pertemuan kelasnya. Dua hari mandiri mengajar dan mendampingi mahasiswa berlatih percakapan dalam Bahasa Indonesia. Tak hanya sekedar mengajar, di luar jam itu, Yulianeta memberikan pelayanan dan pendampingan terhadap mahasiswa dalam memahami berbagai hal yang berkaitan dengan Indonesia. Seperti pendampingan untuk memahami budaya Indonesia, menulis puisi dalam bahasa Indonesia, dan belajar bahasa Jawa.

Hal tersebut tidak hanya diminati oleh mahasiswa yang mengontrak mata kuliah bahasa Indonesia saja, akan tetapi diikuti pula mahasiswa di luar jurusan yang tertarik mempelajari Indonesia. Mereka yang tertarik untuk mempelajari Indonesia, rata-rata pernah berkunjung ke Indonesia dan ‘jatuh cinta’ pada Indonesia.

SOAS University of London merupakan universitas lintas negara dan multikulturalkarena itu mahasiswa dan lingkungan belajar di SOAS University of London ini sangat terbuka terhadap banyaknya perbedaan dan latar belakang. Dalam pembelajaran, Yulianeta banyak menggunakan metode terjemahan dan metode langsung karena kedua metode tersebut cocok diterapkan pada pembelajaran BIPA di kampus tersebut.

Mandiri

            Setiap kali berangkat mengajar, Yulianeta berjalan kaki selama 15 menit dari tempat tinggalnya di Greenway Gardens, Collindale UK menuju stasiun kereta bawah tanah (tube), lalu naik kereta bawah tanah selama 30 menit dan menggunakan kartu oyster. Selepas dari stasiun, Yulianeta kembali berjalan kaki selama 15 menit untuk sampai di tujuan, yakni SOAS University of London.

Biasanya usai mengajar pulang kembali ke rumah menggunakan bus sekitar 90 menit. Dari kampus berjalan kaki menuju stasiun bus 15 menit dan ganti bus 3 kali, kemudian 5 menit berjalan kaki menuju rumah dari pemberhentian stasiun bus terakhir. Waktu  dalam perjalanan pulang-pergi dari kampus ke rumah  dimanfaatkan oleh Yulianeta untuk menulis puisi. Beberapa puisi dituliskannya dalam perjalanan, sebagai rasa syukur atas segala kesempatan yang Allah berikan, berbagi dan belajar di negeri orang. Semoga kelak puisi-puisi tersebut dapat disusun menjadi buku antologi puisi yang mampu menginsipirasi.

            Saat melaksanakan tugas mengajar, Yulianeta menghadapi autumn (musim gugur) dengan temperatur udara  8-16 derajat celcius dan winter (musim dingin) dengan temperatur udara -2 hingga 10 derajat celcius. Tetapi di luar itu, cuaca London kadang-kadang tidak menentu, tiba-tiba turun hujan di luar perkiraan cuaca. Alhamdulillah selama menunaikan tugas tidak mendapat kendala yang berarti, semua dimudahkan dan dilancarkan.

Mengajar di KBRI London

            Selain mengajar di SOAS University of London, setiap hari Sabtu Yulianeta mengajar bahasa Indonesia di KBRI London. Selain pembelajaran budaya, semua pembelajar di KBRI London dikenalkan dengan kudapan khas nusantara seperti lemper, bakwan, martabak, dan risoles yang sengaja dimasak sendiri oleh Yulianeta sebagai media mengenalkan Indonesia dalam pembelajaran BIPA.

            Tak hanya itu, Yulianeta juga kerap mengikuti berbagai kegiatan misi kebudayaan di London, seperti reuni darmasiswa seluruh UK, kegiatan eksebisi budaya Indonesia, dan mengikuti kegiatan Indonesia Kontemporer (IKON) 2018 sebagai sarana memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia.

Program ini terbukti sangat bermanfaat untuk mengenalkan budaya Indonesia melalui pembelajaran bahasa yang tidak kaku. Mahasiswa SOAS University of London dan masyarakat London tidak hanya belajar di dalam kelas saja, bahasa dan budaya Indonesia dipelajari dengan berbagai media yang menyenangkan contohnya dengan kelas memasak sebagai sarana memperkenalkan kuliner Indonesia yang sangat kaya. Selain membuka peluang kerja sama antar perguruan tinggi di luar negeri khususnya UPI dengan SOAS University of London yang disponsori oleh Atdikbud KBRI London, program ini juga memberikan penguatan terhadap kompetensi dosen UPI untuk membuka sayap selebar-lebarnya dalam berkiprah di dunia internasional.

Hasil evaluasi yang sangat baik dan respon positif dari mahasiswa serta lingkungan kampus SOAS University of London, menjadikan program mengajar bahasa Indonesia ini diperpanjang hingga tahun 2019. Dr. Yulianeta, M.Pd. kembali diundang untuk mengajar di SOAS University of London dan KBRI London.

Galeri Foto

[ngg src=”galleries” ids=”2″ display=”basic_slideshow”]